Rabu, 04 Maret 2009

Artikel : Pendidikan Pramuka dan IPDN

Gerakan Pramuka sebagai wadah Pendidikan non formal yang memiliki tanggungjawab dalam rangka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi sosok berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur serta warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Gerakan Kepanduan yang notabene di arsiteki oleh tokoh yang memiliki latar belakang Militer yakni Lord Baden Powell justru mengedepankan nilai-nilai persaudaraan dan kasih sayang sesama makluk jauh dari kekerasan dan kebencian.

Di Indonesia, melalui Gerakan Pramuka kita mengenal para pimpinan Pramuka yang yang sebagian besar berlatar belakang militer namun dalam penerapannya beliau membangun konsep dasar dan merancang suatu pendidikan yang memiliki metoda pendidikan Kepramukaan yang khas, seperti yang tercantum dalam Prinsip-prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Tokoh- tokoh tersebut tentu tidak asing lagi di telinga kita seperti Sri Sultan HB.IX, Letjen. Sarbini, Letjen Mashudi, Letjen. Himawan S, Letjen. Rivai Harahap dll.)

Maka Metoda pendidikan khas inilah yang membedakan sistem pendidikan Kepramukaan dengan sistem pendidikan lainnya.

Dalam tulisan ini kita hanya menyoroti hubungan komunikasi social di lingkungan Pendidikan Kepramukaan yang tentunya dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi lembaga Pendidikan lainnya.

Apa itu sistem Among ?

Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina dengan peserta didik menggunakan sistem among.Sistem Among berarti mendidik anggota Gerakan Pramuka menjadi insan merdeka jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain.Gerakan Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan;c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian.Sedangkan dalam melaksanakan tugasnya Pembina wajib bersikap dan berperilaku berdasarkan:a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.b.Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggung- jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan Komunikasi Kakak dan Adik.Maka tidaklah heran, jika ciri khas yang berkembang di lingkungan kepramukaan menggunakan istilah panggilan Kakak dan adik. Hubungan komunikasi dan pendidikan dengan menggunakan sistem ini berkesan antara lain :

  1. Tidak menggurui bahkan memberikan keteladanan seorang kakak kepada adiknya.
  2. Tidak mengenal istilah SENIOR dan YUNIOR
  3. Menjunjung tinggi nilai nilai HAM dan persamaan hak.
  4. Saling menghormati hak dan kewajiban masing masing sebagai seorang kakak maupun adik.
  5. Setiap tindakan dilandasi cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan, kesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.
Tentunya masih banyak kesan lain yang lebih mendalam apabila dikaji. Untuk itu tanpa berkeinginan melakukan intervensi atau paling sok tahu dalam sistim pendidikan bagi Tim Pengkajian Sistem Pendidikan di IPDN yang saat ini tengah bekerja, untuk itu tidak ada salahnya apabila nilai nilai sistem Among yang diciptakan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro itu juga disisipkan di lingkungan IPDN maupun lembaga pendidikan manapun tanpa mengurangi aturan normatif dari tujuan dan prinsip lembaga pendidikan itu sendiri.Sedangkan hubungan sosial,emosional dan komunikasi model Pramuka ( Kakak dan adik) bisa diterapkan pada setiap/ antar angkatan/ kelas di IPDN, hal ini tentunya akan memberikan nilai tambah ke arah yang lebih positif . Bagaimanapun kita selalu berupaya mengambil langkah yang terbaik dan lebih menguntungkan dan semata-mata untuk kepentingan bangsa dan negara. Merubah atau membongkar sistem tdaklah semudah membalikan tangan.Namun penulis menyadari bahwa mengajak seseorang untuk berpola pikir baru itu lebih mudah dibandingkan mengajak untuk meninggalkan pola pikir lama untuk berpola pikir baru.

sumber: http://pramuka.edublogs.org/pp-sk/artikel-pendidikan-pramuka-dan-ipdn/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar