Sabtu, 16 Mei 2009

Sinergikan Program PAUD

Pontianak,- Kerjasama pendidikan antara STAIN Pontianak dan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), terutama dalam bidang program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berbasis Melayu, disambut baik Parlemen Kota Pontianak."Kita sambut baik dengan MoU tersebut. Asalkan, nilai-nilai Melayu yang diajarkan dalam program PAUD tersebut, selaras dengan ajaran Islam," kata Anggota Komisi D DPRD Kota Pontianak M Arif SAg, kepada Pontianak Post, Senin (10/7).Kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini, bagaimanapun juga pembelajaran budaya sejak dini memang perlu ditanamkan kepada anak-anak. Seperti bersopan santun kepada orangtua, beribadah, dan lain sebagainya.Diwawancarai terpisah, Anggota Komisi D DPRD Kota Pontianak Drs Firdaus Zar'in menyatakan hal serupa. Ia mengingatkan agar program yang dirintis STAIN-DMDI ini juga bisa bergandeng tangan dengan Pemkot Pontianak yang juga telah menggulirkan program PAUD."Agar tak tumpang tindih, sebaiknya juga berkoordinasi dengan Pemkot Pontianak. Kalau tidak salah, program PAUD yang dianggarkan lewat APBD sebesar Rp400 juta ini dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK Kota Pontianak. Kan sayang kalau pelaksanannya tak sejalan," ujarnya.Sekedar mengingatkan, Tim Penggerak PKK Kota Pontianak yang dikomandani Sri Astuti Buchary ini pernah melakukan pelatihan sebanyak 80 guru PAUD selama tiga hari, 26-28 April 2006. Pelatihan itu menggandeng Urusan Sedidik Sdn Bhd Kuching-Serawak Malaysia dan memboyong tiga orang pembicara dari negeri Jiran itu. Para pembicara tersebut masing-masing; Dr Akbar Ibrahim, Pn. Lily Ganam dan En. Wahab Abu Bakar.Akbar Ibrahim, dalam memberikan pelatihannya lebih fokus kepada pengajaran psikologi pengembangan anak serta peran dan penglibatan ibu bapak dalam pembangunan anak. Sedangkan Lily Ganam, memberikan materi tentang program anak prasekolah serta pendekatan dan pengesahan kemajuan anak. Sementara Wahab Abu Bakar, khusus memberikan pelatihan tentang pengurusan dan pengelolaan taman.Firdaus Zar'in melanjutkan, kerjasama ini juga diperlukan formulasi yang jelas. "Modelnya memang perlu dirumuskan bersama. Kalau perlu, kita bisa melakukan studi banding ke Malaysia atau meminta mereka untuk mempresentasikannya secara khusus," kata Legislator dari Partai Pohon Beringin ini.Sementara itu, Tokoh Melayu Pontianak yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Musyawarah Istana Kadriah Kesultanan Pontianak, Pangeran Bendahara Syarif Selamat Joesoef Alkadrie, mengatakan bahwa pendidikan budaya Melayu harus sedini mungkin diberikan kepada anak-anak guna memfilter hal-hal negatif dari budaya luar yang masuk ke Kalbar di era globalisasi saat ini.


Sumber :PontianakPost.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar