Sabtu, 16 Mei 2009

Filosofi Pendidikan dan Pendekatan Anak Usia Dini (PAUD)

Filosofi adalah ilmu untuk memahami semua hal yang timbul dalam hidup manusia, sedangkan filosofi pendidikan merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan secara filosofis yang menjiwai, dan mendasari dan memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem pendidikan. Filosofi yang dianut hendaknya memenuhi syarat-syarat berfikir secara kritis, sistematis menyeluruh dan mendalam.
Filosofi pendidikan dijiwai dan didasari oleh Pancasila, serta UUD 1945 yang merupakan perwujudan jiwa dan nilai-nilai pancasila,
PAUD merupakan pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan masuk sekolah dasar.
Dunia pendidikan anak usia dini dipelopori beberapa tokoh antara lain :1. Martin Luther
Menekankan agar anak menggunakan sekolah sebagai sarana untuk belajar membaca.
2. John Amos Comenius
Comenius percaya bahwa pendidikan harus dimulai sejak dini
3. John Lock
Pencetus teori tabularasa (anak sebagai kertas putih)
4. JJ Rousseau
Mengadvokasi agar anak kembali ke alam
5. Reggia Emilia
Mengembangkan potensi individu anak dengan kegiatan bermain
6. Creative Play
Kurukulumnya difokuskan untuk mendorong dan mendukung kegiatan bermain anak.
Pembahasan
1. Pendekatan High Scope
Merupakan pendekatan yang melibatkan anak agar anak aktif atau CBSA, anak aktif belajar dan guru sebagai fasilitator (learning center teaching).Potensi yang dimiliki anak digali agar terlihat dalam pembelajaran di TK pendekatan ini sudah kita laksanakan dan dikurikulumnya pun sudah ada. indikator-indikator dalam kurikulum sudah mengarah pada pendekatan.
Contoh : dalam aspek
Seni = anak membentuk dengan plastisin
F/M = anak senam
Kognitif = anak melakukan eksperimen
Bahasa = anak melakukan sosiodrama
Pembiasaan = anak melakukan berdoa sebelum dan melakukan kegiatan
2. Pancasila sebagai Filosofi Pendidikan Nasional, lalu bantuan orang tua yang dapat diberikan agar anak dapat berkembang secara optimal yaitu : a. Memberikan perhatian pada anak
b. Selalu menjalain komunikasi dengan anak
c. Membantu memberi materi/pembelajaran
d. Memberikan sarana dan prasarana pada anak
e. Orang tua aktif menjalin kerjasama dengan pihak sekolah/pendidik.
3. Pola Asuh Otoriter
Melaksanakan pendekatan bersifat dictator menonjolkan wibawa. Dalam pelaksanaannya pola asuh ini tidak berdiri sendiri. Tetapi dapat dikombinasikan seperti contoh pada kasus anak yang selalu membangkang, ringan tangan, menggangu teman-temannya, pola asuh yang dapat digunakan adalah pola asuh demokratis yang dikombinasikan dengan otoriter yakni sebelum kita melaksanakan pembelajaran kita membuat aturan-aturan yang dilakukan antara pendidik dan anak (demokratis) dan apabila peraturan tersebut dilanggar maka yang melanggar diberikan sanksi (otoriter). Dan sanksi yang dibuat dimusyawarahkan antara pendidik dan anak (demokratis).
Agar pembelajaran berjalan lancar maka diperlukan, reward dan punishment. Apabila anak menaati peraturan maka anak diberikan hadiah bisa berupa bintang maupun pujian. Sedangkan apabila anak melanggar peraturan maka diberikan punishment yakni anak diberikan hukuman dengan tidak diberi bintang, dan juga untuk membantu perkembangan anak secara optimal maka diperlukan kerjasama yang baik dengan pendidik, dengan adanya komunikasi yang baik maka akan memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar